Waktu tulisan ini dibuat, saya baru saja selesai membantu korban kecelakaan. Jadi, ceritanya, saya dan banyak pengguna jalan lain sedang berhenti dipersimpangan jalan, karena lampu lalu lintas di jalur kami menyala merah. Saya pakai motor, jadi saya berhenti di jalur yang cukup di depan.

Dari arah lawan saya, ada motor yang dikendarai seorang cewek dan memboncengi cewek sedang melaju. Gak kenceng. Biasa aja. Tiba-tiba ada motor dari sisi kiri cewek itu mendahului, lalu mau memotong ke kanan. Terjadilah senggolan dan kedua motor itu jatuh.

Setelah itu lampu lalu lintas di jalur saya menyala hijau dan saya melaju ke arah 2 cewek dan 1 pengendara lain yang jatuh. Saya standarkan motor saya dalam kondisi menyala, di tengah jalan. Lalu saya berjalan ke arah cewek yang meringis kesakitan. Tangannya kanannya tidak bisa bergerak. Dia berusaha bangun tapi sambil teriak-teriak. Saya tahan buat liat kondisinya. Ternyata ada luka di pergelangan kaki kanan, celana di lutut kanan sobek dan tangan kanan tidak bisa bergerak, kecuali jari.

Bersama 2 orang lainnya saya gotong cewek ini ke pos polisi yang kosong. Satu pengendara lain menahan pengendara motor yang menyenggol cewek ini biar gak kabur. Ternyata seorang cowok. Sampai di pos, cowok ini mau mempersalahkan si cewek yang disenggolnya. Spontan pengendara yang nungguin dia dan saya bilang yang sebenernya kita liat. Pengendara cowok ini masih mengelak. Kami kasih pilihan, mau tanggung jawab atau dengan senang hati kami berdua jadi saksi mata ke kantor polisi. Dia nyerah. Mau tanggung jawab.

Motor saya lalu di bawa ke pos oleh seorang preman. Tampilannya sangat tidak menarik. Hitam dekil. Saya langsung terbayang beruang grizzly. Hebatnya, dia membawakan motor dan tas saya, dituntun. Padahal tas saya kalau dibawa kabur, isinya ya lumayan juga.

Lebih menarik lagi, si preman inilah yang akhirnya mengantar cewek yang tangannya tidak bisa gerak ke tukang urut. Sementara si cowok pelaku memboncengi teman korban yang tadinya membonceng korban.

Pengalaman saya sama preman masih ada lagi. Setiap kali saya ke kantin untuk jualan, saya pasti melewati jalanan yang dijaga preman. Tampangnya serem. Tapi dia ramah sama saya.

Setiap pagi saya juga ketemu preman yang menunggui halte tempat Transjakarta angkut penumpang. Kalau diliat sepintas dia serem. Badannya besar, kulit hitam, pakai cincin akik di semua jarinya. Kalau iyu Tessy Srimulat, saya akan ketawa. Tapi ini preman. Sensasinya jelas beda. Hebatnya, dia sering tersenyum dengan semua orang di halte.

Banyak orang punya tampang beruang grizzly, ternyata hatinya lebih lembut dari Hello Kitty.